Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Volatilitas Harga Saham
SKRIPSI
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLATILITAS HARGA SAHAM PADA PT. TELKOM INDONESIA
PRODI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2021
Agar anda tidak kesulitan dalam membaca Skripsi Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Volatilitas Harga Saham Pada PT. Telkom Indonesia sebaik nya anda membaca sesuai BAB seperti di bawah ini :
Skripsi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Volatilitas Harga Saham BAB II
Skripsi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Volatilitas Harga Saham BAB III
Skripsi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Volatilitas Harga Saham BAB V
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Investasi merupakan suatu bentuk penundaan konsumsi dari masa sekarang untuk masa depan, dimana di dalam investasi itu terkandung resiko ketidak pastian untuk mendapatkan keuntungan dari investasi (gain).
Investasi sendiri dibagi menjadi dua, yaitu investasi riil (real investment) dan investasi keuangan. Contoh investasi riil adalah properti, emas dan lain sebagainya. Sementara, investasi keuangan adalah investasi terhadap produk keuangan yang tetap seperti deposito, obligasi, atau yang bentuknya tidak tetap seperti investasi saham.
Dalam berinvestasi diperlukan sebuah tindakan. tindakan investasi menurut Graham adalah tindakan yang melalui analisis menyeluruh, menjanjikan keamanan dana pokok dan memberikan return (keuntungan/pengembalian) yang memadai.
Harga dan beragamnya hubungan antara harga saham secara keseluruhan dengan laba dan dividen. Dengan pemahaman itulah investor bisa membuat penilaian yang baik tentang daya tarik ataupun bahaya di pasar pada berbagai titik waktu. Investor akan dihadapkan pada dua faktor dalam melakukan investasi.
Salah satu produk investasi yang banyak diminati saat ini adalah investasi saham. Pasar saham adalah Portofolio investor dalam bentuk saham mencerminkan gambaran kecil dari sebuah institusi yang besar.
Seorang investor harus memahami sejarah pasar saham, terutama tentang adanya fluktuasi besar saham yaitu tingkat pengembalian saham (return) dan tingkat risiko. Tingkat pengembalian saham (return) dapat berupa pembagian dividen maupun capital gain (selisih harga beli dan harga jual saham). Harga Saham pada keadaan tertentu akan mengalami perubahan, hal ini berhubungan dengan kondisi pasar, baik dari kinerja keuangan perusahaan yang menerbitkan saham ataupun keinginan investor untuk membeli saham tersebut.
Saham menawarkan tingkat pengembalian yang menarik bagi investornya dalam mengompensasi risiko yang tinggi. Risiko yang tinggi tercermin dalam volatilitas saham. Volatilitas yang tinggi menarik investor untuk berinvestasi dalam pasar saham. Investor dengan kecenderungan pengambil risiko lebih menyukai kondisi volatilitas tinggi ini karena memungkinkan mereka memperoleh tingkat pengembalian yang lebih tinggi pula. Secara berlawanan, investor yang cenderung menghindari risiko lebih menyukai sekuritas-sekuritas yang kurang volatil.
Pentingnya volatilitas bagi investor tidak hanya untuk menilai tingkat pengembalian potensial yang investor bisa peroleh, tetapi juga menilai kerugian potensial yang timbul dalam berinvestasi di saham atau sekuritas lain. Volatilitas harga saham disebabkan oleh informasi baru di pasar. Informasi baru yang masuk di pasar dapat mengubah opini investor tentang nilai saham dan oleh karenanya memotivasi investor untuk berdagang (membeli atau menjual saham).
Hubungan antara volume perdagangan dan volatilitas harga saham ini terutama dipengaruhi oleh informasi, dimana informasi tersebut menyebabkan terjadinya hubungan positif antara volume dan volatilitas.
Volume perdagangan saham adalah banyaknya lembaran saham suatu emiten yang diperjualbelikan di pasar modal setiap hari dengan tingkat harga yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham melalui perantara perdagangan saham di pasar modal.
Volume perdagangan saham merupakan hal yang penting bagi seorang investor, karena bagi investor volume perdagangan saham menggambarkan kondisi efek yang diperjualbelikan di pasar modal yang mampu berdampak pada harga saham. Dengan demikian, secara logis volume perdagangan saham akan berdampak positif terhadap harga saham. Volume berperan penting dalam pasar modal karena volume digunakan secara luas sebagai indikator dari kandungan informasi yang masuk di pasar.
Hubungan antara volatilitas dan volume menyimpulkan bahwa perdagangan timbul akibat adanya aliran informasi asimetris yang diterima oleh para investor, perbedaan tipe, dan karakteristik investor dalam menginterpretasikan setiap informasi yang ada. Namun hal tersebut tidak membentuk suatu konsensus mengenai hal-hal yang menggerakkan secara real hubungan antara volatilitas dengan volume.
Pada konsep saham, Frekuensi perdagangan lebih tepat sebagai pengukur aliran informasi yang menjelaskan perilaku perdagangan dibandingkan dengan volume. Apapun variabel yang digunakan sebagai ukuran volume yaitu total volume, trade size (rata-rata jumlah saham per transaksi), atau turn over (jumlah lembar saham transaksi dibagi dengan jumlah saham yang beredar) tidak mengubah kesimpulan yang menyatakan bahwa frekuensi lebih tepat untuk mengukur aliran informasi sehingga volatilitas lebih dapat dijelaskan oleh frekuensi dibandingkan dengan volume
Pengertian inflasi menurut ilmu ekonomi adalah proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi barang.
Kenaikan harga barang yang berlangsung secara terus menerus akan mengakibatkan nilai uang turun atau semakin tinggi kenaikan harga semakin turun nilai uang. Selanjutnya, nilai uang yang mengalami akan menyebabkan daya beli masyarakat terhadap barang rendah atau juga turun.
Tingkat inflasi dapat berpengaruh positif maupun negatif tergantung derajat inflasi itu sendiri. Inflasi yang berlebihan dapat merugikan perekonomian secara keseluruhan dalam arti banyak perusahaan yang akan mengalami kebangkrutan. Hal ini berarti inflasi yang tinggi akan menjatuhkan harga saham di pasar. Inflasi yang sangat rendah akan berakibat pertumbuhan ekonomi yang sangat lamban, yang pada akhirnya mengakibatkan harga saham bergerak secara lamban yang menciptakan tingkat inflasi yang dapat menggerakkan dunia usaha menjadi semarak, pertumbuhan ekonomi yang dapat menutupi pengangguran, perusahaan dapat memperoleh keuntungan memadai dan harga saham bergerak normal.
Secara sederhana pengertian inflasi adalah variabel makro ekonomi yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap volatilitas harga saham, dimana ada hubungan positif antara inflasi dan volatilitas harga. Peningkatan inflasi akan menyebabkan kebijakan ekonomi lebih ketat dan akan membuat efek negatif terhadap harga saham. Efek negatif yang diterima akan membuat pergerakan harga semakin tidak menentu. Namun, kenyataanya tingkat inflasi belum tentu berpengaruh positif terhadap volatilitas harga saham.
Karena volatilitas harga saham disebabkan oleh adanya informasi baru dipasar dan informasi tersebut dapat mengubah opini atau pandangan investor dalam membeli atau menjual saham, hal ini senada dengan informasi mengenai kabar pada saham dari PT. Telkom Indonesia, Tbk (TLKM) yang tersandung kasus kebocoran data pelanggan yang terjadi pada awal bulan Juli 2020 dan merupakan kategori illegal access. Maksudnya adalah akses data pelanggan dapat diakses dan dimiliki oleh petugas customer services untuk membantu proses validasi ketika pelanggan mengajukan keluhan terkait layanan. Namun, akses ini bersifat terbatas dalam artian harus mendapatkan izin/perintah dari atasan terlebih dahulu sebelum mengakses data pelanggan. Yang terjadi pada kasus ini adalah salah satu pegawai customer service dari pihak PT. Telkom Indonesia, Tbk mengakses data pelanggan tanpa izin atau perintah dari atasan.
Kasus ini memberikan dampak negatif terhadap harga saham PT. Telkom Indonesia, Tbk di pasar modal sehingga harga saham mengalami penurunan sebesar 1,27% dari harga Rp. 3.170/lembar saham menjadi Rp.3.110/lembar saham dalam kurun waktu 2 hari saja terhitung dari tanggal 08 – 09 Juli 2020. Penurunan harga saham ini membuat kapitalisasi pasar menjadi menurun dari Rp. 314.027 Triliun menjadi Rp. 308.083 Triliun, sehingga kapitalisasi pasar mengalami penurunan sebesar Rp.5.944 Triliun.
Volume perdagangan dan inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap volatilitas harga saham. Volume perdagangan dan frekuensi perdagangan ini berpengaruh terhadap volatilitas harga saham karena volume dan frekuensi perdagangan tersebut mencerminkan informasi yang diterima oleh investor.
Namun, hal ini tidak senada dengan laporan kinerja pada PT. Telkom Indonesia, Tbk yang menunjukkan bahwa frekuensi dan volume perdagangan tidak berpengaruh terhadap volatilitas harga saham. frekuensi perdagangan dan volume perdagangan yang mengalami penurunan tidak menjamin volatilitas yang rendah pula. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa jumlah volume perdagangan pada tahun 2015 – 2016 mengalami peningkatan yaitu masing-masing sebesar 38.486.500 menjadi 126.802.300 dengan jumlah frekuensi perdagangan meningkat yaitu sebesar 3.648 kali menjadi 6.419 kali, namun tingkat volatilitas mengalami penurunan yaitu 0,06 menjadi 0,4. Begitu pun dengan tahun 2018 – 2019 dimana nilai volume perdagangan mengalami kenaikan yaitu 48.224.400 menjadi 52.812.000 namun jumlah frekuensi perdagangan yang menurun yaitu 5.099 kali menjadi 4.996 kali dan tingkat volatilitasnya juga menurun yaitu 0,08 menjadi 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa apabila jumlah volume dan frekuensi perdagangan tinggi tidak akan menjamin tingkat volatilitas yang tinggi pula.
Faktor lain yang menyebabkan timbulnya volatilitas harga saham adalah order imbalance. Order imbalance merupakan suatu kondisi ketidak seimbangan order beli dan order jual yang dapat mengindikasikan over bought/over sold saham tertentu dipengaruhi oleh volume perdagangan di pasar modal.
Order imbalance merefleksikan arah volume perdagangan yang berpengaruh signifikan terhadap volatilitas harga saham. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Huang yang menunjukkan bahwa order imbalance dapat menjadi proxy untuk memprediksi aktivitas perdagangan. Apabila market maker tidak memiliki jumalah saham yang cukup atas permintaan pasar, maka harga saham cenderung meningkat begitupun sebaliknya.
Berdasarkan paparan dan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi volatilitas harga saham dengan memilih PT. Telkom Indonesia, Tbk sebagai variabel dependen dengan alasan sebagai berikut :
1. PT. Telkom Indonesia adalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang masuk dalam kategori Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dari tahun 2015 – 2020.
2. PT. Telkom Indonesia merupakan perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar tertinggi dan masuk kategori top 10 perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar tahun 2019 dari 429 perusahaan yang terdaftar dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yaitu sebesar Rp. 393,28 Triliun.
3. Saat ini kapitalisasi pasar PT. Telkom Indonesia, Tbk berada pada nilai Rp. 343.745.892 Miliar per 5 Januari 2021 dan masuk peringkat ke-3 dari 715 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Untuk itu, peneliti mangambil judul skripsi: “ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volatilitas Harga Saham PT. Telkom Indonesia, Tbk Periode 2015 – 2020 ”.
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Bagi investor, masih sulit menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi volatilitas harga saham.
2. Adanya fenomena gap yang mana fakta peningkatan volume perdagangan, frekuensi perdagangan tidak menjamin adanya peningkatan volatilitas harga saham begitupun sebaliknya.
3. Adanya faktor-faktor lain yang menyebabkan timbulnya volatilitas harga saham.
B. Batasan Masalah
Penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini dengan berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi volatilitas harga saham pada PT. Telkom Indonesia, Tbk periode 2015-2020. Ada beberapa alasan penulis memilih PT. Telkom Indonesia, Tbk yaitu perusahaan ini adalah perusahaan yang masuk dalam kategori saham syariah dan telah terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), memiliki kapitalisasi terbesar di sektor industri telekomunikasi dan perusahaan ketiga dengan kapitalisasi pasar terbesar dari 715 perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat ditarik adalah sebagai berikut :
1. Apakah volume perdagangan berpengaruh terhadap volatilitas harga saham pada PT. Telkom Indonesia, Tbk ?
2. Apakah frekuensi perdagangan berpengaruh terhadap volatilitas harga saham pada PT. Telkom Indonesia, Tbk ?
3. Apakah inflasi berpengaruh terhadap volatilitas harga saham pada PT. Telkom Indonesia, Tbk ?
4. Apakah order imbalance berpengaruh terhadap volatilitas harga saham pada PT. Telkom Indonesia, Tbk ?
5. Apakah volume perdagangan, frekuensi perdagangan, inflasi dan order imbalance berpengaruh terhadap volatilitas harga saham pada PT. Telkom Indonesia, Tbk ?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh volume perdagangan terhadap volatilitas harga saham pada PT. Telkom Indonesia, Tbk.
2. Untuk mengetahui pengaruh frekuensi perdagangan terhadap volatilitas harga saham pada PT. Telkom Indonesia, Tbk.
3. Untuk mengetahui pengaruh inflasi terhadap volatilitas harga saham pada PT. Telkom Indonesia, Tbk.
4. Untuk mengetahui pengaruh order imbalance terhadap volatilitas harga saham pada PT. Telkom Indonesia, Tbk.
5. Untuk mengetahui volume perdagangan, frekuensi perdagangan, inflasi dan order imbalance berpengaruh terhadap volatilitas harga saham pada PT. Telkom Indonesia, Tbk.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kegunaan Teoritis
Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dibidang pasar modal terutama pada kasus yang diteliti.
2. Kegunaan Praktis
Sebagai bahan referensi bagi para pencari ilmu terutama yang berkaitan dengan tema penelitian dan pembahasan penulisan ini.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan penelitian ini terdiri dari 3 bab dan penjabarannya yaitu sebagai berikut :
1. BAB I Pendahuluan, yang berisi pembahasan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian baik manfaat secara teoritis maupun manfaat praktis dan sistematika penulisan.
2. BAB 2 Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian, yang berisi pembahasan mengenai kajian pustaka, studi relevan, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.
3. BAB 3 Metode Penelitian, berisi pembahasan mengenai objek penelitian, jenis penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel, dan metode analisis data.
Terimakasih telah membaca Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Volatilitas Harga Saham, silahkan temukan contoh contoh skripsi lengkap di web ini pada kolom pencarian. Semoga bermanfaat.